Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan, menunda pembebasan lahan milik warga seluas 1,5 hektare yang menjadi habitat tumbuhnya bunga Rafflesia Arnoldi di Desa Pulau Lebar, Kacamatan Ulu Manna.
“Penundaan ini karena dana yang diusulkan tidak cukup,” kata Kepala Dinas Pariwisata Bengkulu Selatan Yulian Fauzi di Manna, Rabu.
“Karena keterbatasan anggaran, maka kami hanya mampu membebaskan lahan untuk lokasi finish arum jeram,” jelasnya.
Yulian menjelaskan, dana yang disiapkan tahun ini sebesar Rp200 juta, sementara ada dua lahan yang harus dibebaskan, yaitu lahan yang menjadi habitat bunga rafflesia dan lahan untuk finish arum jeram.
Pertimbangan penundaan itu, sambung Yulian, karena Bengkulu Selatan memiliki banyak hotspot bunga rafflesia di antaranya Desa Pulau Lebar, Keban Jati, Kemang Manis, Lubuk Tapi, dan Palak Bengkerung.
“Kami telah berkomunikasi dengan pemilik lahan terkait perlindungan puspa langka agar habitat rafflesia yang tumbuh di atas lahan mereka tidak dirusak,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, pemerintah akan mengupayakan realisasi pembebasan lahan yang ditumbuhi bunga rafflesia itu pada 2019 mendatang.
“Kami optimis ini bisa terealisasi, meskipun mundur dari target awal pembebasan yang semula 2018 menjadi 2019,” imbuhnya.
Menurut Yulian, pembebasan lahan itu nantinya ditujukan tidak hanya untuk kepentingan wisata, tapi juga pembangunan kawasan konservasi guna melindungi kekayaan plasma nutfah, memelihara proses ekologi maupun keseimbangan ekosistem bunga rafflesia secara berkelanjutan di Bengkulu Selatan.
